Detail

Blog Image

Ibu Hamil Puasa, Kenapa Tidak !

 Ayu Bulan Febry K D, SKM, MM

 

Sebenarnya Ibu hamil diperbolehkan menjalankan ibadah puasa karena puasa tidak memengaruhi kesehatan Ibu dan tumbuh kembang janin. Namun dengan catatan bila kondisi fisik dan kesehatan Ibu memungkinkan, maka tidak ada masalah untuk puasa. Terutama pada usia kehamilan trimester kedua, puasa tidak akan berpengaruh pada Ibu hamil. Mengapa bisa begitu? Karena di trimester kedua ini biasanya kondisi Ibu sudah lebih baik, tidak mengalami “enek-enek” dan muntah lagi sehingga Ibu cenderung bisa menjalankan ibadah puasa dengan kondisi yang prima. Tetapi dalam hal ini Ibu harus tetap menjaga asupan gizinya dengan baik disaat makan sahur, berbuka puasa dan pada malam harinya. 

 

Berpuasa di awal kehamilan

Hal ini agak sedikit berbeda pada apabila Ibu berpuasa saat awal kehamilan, sebab sebagian besar Ibu merasa “enek-enek” dan terkadang muntah. Bila Ibu mengalami ini maka tidak dianjurkan berpuasa. Tetapi bila tidak mengalaminya, maka Ibu boleh berpuasa.

Bila Ibu mengalami morning sickness, bisa dipastikan makanan yang disantap saat sahur akan dimuntahkan kembali. Ini tentunya akan memengaruhi jumlah asupan makanan yang dIbutuhkan Ibu dan janin. Padahal makanan tersebut dibutuhkan untuk sistim tubuh secara keseluruhan sepanjang hari itu hingga waktu berbuka puasa. Namun jika daya tahan tubuh Ibu termasuk baik, tetap berpuasa tidak jadi masalah. Pengaruhnya memang tidak terjadi langsung pada janin, akan tetapi pada Ibu hamil itu sendiri. Ibu akan mengalami kekurangan cairan tubuh karena sering keluar lewat muntah. Jadi alangkah bijaknya jika Ibu hamil pada trimester pertama ingin berpuasa sebaiknya periksa kondisi kehamilan dan konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter spesialis kebidanan dan  kandungan.

Berpuasa di kehamilan trimester ketiga

Selanjutnya bagaimana dengan kehamilan di trimester ketiga?  Di mana kehamilan sudah semakin besar sehingga perut mendorong lambung ke atas yang berakibat  Ibu hamil akan cepat merasa kenyang. Sebaiknya perhatikan kondisi Ibu, bila tak sanggup berpuasa jangan dipaksakan. Bahkan jika menjelang melahirkan, disarankan untuk tidak berpuasa karena saat-saat itu dIbutuhkan tenaga untuk persalinan yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi Ibu.

Berpuasa itu sebenarnya hanya memindahkan jam makan. Meski begitu Ibu hamil yang berpuasa membutuhkan energi dan zat gizi lainnya yang mencukupi kebutuhan energi pada si Ibu dan  untuk tumbuh kembang janinnya. Kebutuhan tambahan energi pada rata-rata wanita hamil 300 kkal per hari. Ibu hamil yang berpuasa disarankan mengatur pola makanannya yakni pada saat berbuka sebesar 40% dari kebutuhan, setelah melaksanakan sholat tarawih 20-30% dari kebutuhan, dan pada waktu sahur 40% dari kebutuhan.

 

Ibu hamil agar tetap sehat dan bugar pada saat berpuasa

Adapun hal yang harus diperhatikan Ibu hamil agar tetap sehat dan bugar pada saat berpuasa adalah sebagai berikut

  1. Periksakanlah terlebih dahulu pada dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk memastikan apakah Ibu dalam kondisi sehat dan apakah boleh berpuasa.
  2. Asupan gizi dan energi sama seperti pada waktu tidak berpuasa, yaitu gizi seimbang dengan komposisi 50% karbohidrat, 30% protein, dan 10-20% lemak. Hanya waktunya yang dipindah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yakni semua asupan dipenuhi pada saat sahur, berbuka puasa dan waktu antara berbuka dan sahur.
  3. Kalau ada masalah dengan kesehatan seperti diabetes mellitus, hipertensi, dehidrasi atau tiba saatnya bersalin, sebaiknya Ibu tidak berpuasa. Ibu hamilpun sebaiknya segera membatalkan puasanya bila muntah, mual, lemas, pusing, mimisan, diare, keringat berlebihan, kram dan lain sebagainya. Jika tidak dibatalkan dikhawatirkan kadar gula darah akan menurun. Jika hal ini terjadi, maka  hal pertama yang harus dilakukan adalah segera minum air manis hangat untuk menaikkan kadar gula darah. Penurunan kadar gula darah umumnya terjadi pada waktu sore hari.
  4. Perhatikan saat-saat berbuka puasa. Awali  berbuka dengan minum air putih  hangat atau dengan minuman yang manis seperti jus buah, susu kedelai.  Mengapa harus manis? Karena gula bisa cepat diproses menjadi energi sehingga bisa segera memulihkan tenaga dan kesegaran tubuh Ibu.  Setelah itu  makanlah  dengan hidangan gizi seimbang yang terdiri dari karbohidrat kompleks (beras putih, beras merah, gandum), lauk hewani (ikan, ayam, telur), lauk nabati (kacang-kacangan, tahu, tempe), dan sayur (wortel, buncis, bayam, sawi, brokoli, daun singkong).
  1. Usai sholat tarawih Ibu hamil dapat menyantap camilan sehat seperti kurma, buah-buahan segar, puding, atau yogurt.
  1. Saat sahur bagi Ibu hamil menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan.  Sebaiknya Ibu hamil melakukan beberapa hal sebagai berikut :
  1. Memilih makanan yang berprotein tinggi, cukup kandungan vitamin dan mineral, serta tinggi serat. Selain itu harus mengatur asupan karbohidratnya.
  2. Hindari terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang manis-manis. Makanan manis mengandung kadar gula tinggi yang akan memicu pemakaian energi lebih banyak. Kondisi ini membuat tubuh cepat merasa mengantuk karena kekurangan energi dan kekurangan asupan oksigen ke otak.
  3. Agar tetap bertenaga selama berpuasa, hindari konsumsi karbohidrat berlebihan pada saat sahur seperti nasi dan makanan pokok lainnya, sebab karbohidrat ini mudah diubah menjadi glukosa . Jika karbohidrat berlebih maka tubuh akan kelebihan gula darah. Kondisi ini membuat hormon insulin sebagai penjaga stabilitas gula darah akan bekerja ekstra keras untuk menekan melonjaknya kadar gula darah, lalu membawanya ke hati untuk disimpan. Namun sayangnya, kerja-kerja insulin ini justru akan membuat Ibu lemas kurang tenaga.
  4. Pilihlah makanan yang bertahan lama dalam lambung agar asupan energi selama puasa dapat terpenuhi dan tidak mudah merasa lapar. Caranya dengan perbanyak sayur dan buah, makanan sumber karbohidrat kompleks (beras merah, roti gandum), dan juga kacang-kacangan yang dapat mengikat air di dalam tubuh selama puasa.
  5. Perbanyaklah konsumsi makanan sumber protein seperti daging, ikan, telur, udang, hati, tempe, tahu, dan kacang-kacangan. Pemecahan protein menjadi sumber energi yang berjalan lambat akan menyebabkan kadar normal gula darah bisa lebih terjaga. Dengan mengatur konsumsi karbohidrat tapi memperbanyak konsumsi makanan yang tinggi protein, maka tubuh Ibu akan bertahan tetap bugar sepanjang sehari.
  6. Konsumsilah makanan yang kaya akan zat besi seperti daging, hati, ikan berwarna merah, telur, susu, kacang-kacangan, tempe dan  sayuran hijau. Ini untuk menjaga stamina tubuh agar tidak lesu, baik untuk menjaga konsentrasi pada saat belajar atau bekerja  dan  juga untuk kesehatan tubuh.
  7. Makanlah buah-buahan dan sayuran karena sumber ini kaya vitamin dan mineral. Pilihlah buah segar yang tinggi kandungan airnya seperti pepaya, bengkoang, apel, melon, dan lain-lain. Dengan tercukupinya  vitamin dan mineral selama berpuasa ini maka stamina tubuh Ibu hamil akan lebih terjaga, tidak mudah sakit dan tidak mudah lapar.
  8. Sempurnakan makan sahur dengan segelas susu tanpa gula. Mengapa bukan teh manis? Teh manis boleh, tapi jangan terlalu banyak karena akan membuat Ibu lebih sering buang air kecil, karena teh bersifat  diuretika (mudah buang air kecil). Ini dapat membuat tubuh Ibu lemas pada saat puasa karena terlalu banyak buang air kecil.
  9. Sebaiknya hindari mengonsumsi makanan yang terlalu asin, asam atau pedas. Makanan yang banyak mengandung garam akan menyebabkan Ibu cepat merasa haus. Sedangkan makanan yang terlalu asam dan pedas dapat menyebabkan gangguan pada pencernaan.
  10. Pada saat sahur dan berbuka selama puasa, Ibu hamil dianjurkan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung asam lemak esensial seperti GLA (Gamma Linoleic Acid)  yang dapat menambah kekenyalan dinding sel sehingga air dalam tubuh kita tidak lekas berkurang. Jenis makanan yang mengandung GLA antara lain: sayuran hijau berbiji seperti buncis, kacang panjang, kacang polong dan gambas.
  11. Pastikan Ibu mengonsumsi banyak cairan seperti air putih, susu, sari kacang hijau, jus buah, dan lain-lain sehingga tidak mengalami dehidrasi (kekurangan cairan). Selain itu, makanan saat berbuka maupun sahur dianjurkan untuk dimasak berkuah sehingga mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan yaitu sekitar 2-3 liter per hari.
  12. Ibu cukup istirahat dan kurangi porsi aktivitas yang menguras energi.

 

Kategori

Terkini

Tags

Testimonials